Awal Persahabatan di Era Shah Iran
Sejarah Rumit Hubungan Iran dan Israel berawal pada masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi. Saat itu, Iran menjalin hubungan diplomatik yang erat dengan Israel. Kedua negara bekerja sama dalam bidang ekonomi, teknologi, dan militer, terutama dalam konteks Perang Dingin.
Iran menjadi salah satu pemasok minyak utama bagi Israel, sementara Israel membantu Iran mengembangkan teknologi pertanian dan infrastruktur. Hubungan ini terjalin karena keduanya memiliki kepentingan yang sama dalam menghadapi pengaruh negara-negara Arab yang menentang Barat.
Baca Juga: Media Vietnam Ledek Timnas Indonesia: Mimpi ke Piala Dunia Hancur
Titik Balik: Revolusi Islam 1979
Segalanya berubah drastis ketika Revolusi Islam Iran terjadi pada tahun 1979. Rezim Shah tumbang, dan Ayatollah Ruhollah Khomeini naik sebagai pemimpin tertinggi. Pemerintahan baru ini menolak keras pengaruh Barat dan menentang eksistensi Israel yang dianggap sebagai “musuh Islam.”
Sejak saat itu, Iran memutus hubungan diplomatik dengan Israel, mengusir diplomatnya, serta mengubah Kedutaan Israel di Teheran menjadi Kedutaan Palestina. Tindakan ini menjadi simbol pergeseran ideologis yang tajam — dari sekutu strategis menjadi musuh ideologis.
Ketegangan di Era Modern
Memasuki abad ke-21, hubungan kedua negara semakin memburuk. Iran secara terbuka mendukung kelompok seperti Hizbullah dan Hamas yang menentang Israel. Sementara itu, Israel memandang program nuklir Iran sebagai ancaman serius terhadap keamanan regional.
Kedua negara juga terlibat dalam konflik tidak langsung di Suriah, Lebanon, dan Gaza. Serangan siber, operasi intelijen, hingga serangan udara di wilayah Timur Tengah menjadi bagian dari “perang bayangan” antara Teheran dan Tel Aviv.
Upaya Internasional dan Masa Depan Hubungan Iran-Israel
Sejumlah pihak internasional, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, telah berusaha menengahi ketegangan antara Iran dan Israel. Namun, perbedaan ideologi dan kepentingan politik membuat perdamaian sulit tercapai.
Di sisi lain, sebagian analis menilai masih ada peluang untuk perubahan di masa depan, terutama jika terjadi pergantian politik di salah satu negara. Hubungan yang dulu terjalin begitu kuat menunjukkan bahwa sejarah selalu punya cara berputar.
Kesimpulan
Sejarah Rumit Hubungan Iran menjadi cermin bagaimana dinamika politik dan ideologi bisa mengubah sekutu menjadi musuh. Dari hubungan hangat di masa Shah hingga konflik sengit pasca-Revolusi Islam, kisah Iran dan Israel menunjukkan bahwa dalam politik internasional, tidak ada kawan abadi — yang ada hanyalah kepentingan yang berubah seiring waktu.
