Partai Nazi, atau yang dikenal dengan nama resmi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP), adalah salah satu fenomena politik paling berpengaruh di abad ke-20. Kebangkitan partai ini tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses panjang yang dipenuhi dengan ketidakstabilan politik, krisis ekonomi, hingga manipulasi ideologi nasionalisme. Untuk memahami bagaimana Nazi bisa menguasai Jerman dan kemudian melancarkan Perang Dunia II, penting menelusuri sejarah awal terbentuknya partai ini.

Kondisi Jerman Pasca Perang Dunia I

Awal mula terbentuknya Nazi tidak bisa dilepaskan dari kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I (1914–1918). Perjanjian Versailles tahun 1919 menempatkan Jerman dalam posisi terpuruk. Negara ini diwajibkan membayar reparasi perang yang sangat besar, membatasi militernya, serta kehilangan banyak wilayah. Akibatnya, ekonomi Jerman mengalami inflasi besar-besaran, pengangguran meningkat, dan masyarakat kehilangan kepercayaan pada pemerintahan Republik Weimar yang dianggap lemah.

Baca Juga: Voli Indonesia Torehkan Prestasi Membanggakan di Tahun 2025

Asal Usul Partai Buruh Jerman

Sebelum menjadi Partai Nazi, organisasi ini awalnya bernama Deutsche Arbeiterpartei (DAP) atau Partai Buruh Jerman, yang berdiri pada Januari 1919 di Munich. DAP merupakan partai kecil dengan ideologi nasionalisme ekstrem, antisemitisme, dan anti-Marxis.

Pada saat itu, partai ini hanyalah salah satu dari banyak kelompok kecil yang tumbuh di tengah kekacauan politik pasca perang. Namun, partai ini kemudian menarik perhatian seorang veteran perang bernama Adolf Hitler, yang saat itu bekerja sebagai agen intelijen kecil untuk memantau aktivitas partai-partai politik di Munich.

Masuknya Adolf Hitler ke DAP

Adolf Hitler menghadiri rapat DAP pada September 1919 dan menemukan kesesuaian dengan gagasan partai tersebut. Ia segera bergabung dan menunjukkan bakat luar biasa dalam berpidato, membakar semangat nasionalisme, dan menarik massa.

Kharisma Hitler membuatnya cepat naik dalam hierarki partai. Dengan kemampuannya dalam propaganda, DAP mulai berkembang pesat dan berhasil menarik simpati banyak warga Jerman yang kecewa dengan situasi politik dan ekonomi saat itu.

Transformasi Menjadi NSDAP

Pada Februari 1920, DAP berganti nama menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau Partai Buruh Jerman Sosialis Nasional. Bersamaan dengan itu, Hitler bersama tokoh lain menyusun 25 Poin Program Partai yang menekankan:

  • Penolakan terhadap Perjanjian Versailles
  • Persatuan seluruh bangsa Jerman dalam satu negara
  • Pengusiran orang Yahudi dari kehidupan sosial dan ekonomi Jerman
  • Kebutuhan akan pemerintahan yang kuat dan berorientasi nasional

Simbol swastika kemudian diperkenalkan sebagai lambang partai, yang nantinya menjadi ikon ideologi Nazi di seluruh dunia.

Pemberontakan Awal dan Gagal

Pada tahun 1923, Hitler dan Partai Nazi mencoba melakukan kudeta yang dikenal sebagai Beer Hall Putsch di Munich. Tujuan mereka adalah menggulingkan pemerintah Bavaria dan kemudian menggulingkan Republik Weimar. Namun, kudeta ini gagal total, dan Hitler dipenjara.

Meski gagal, peristiwa ini justru menjadi titik balik penting. Selama di penjara, Hitler menulis buku Mein Kampf yang merinci ideologinya tentang rasisme, anti-Semitisme, serta ambisi ekspansi wilayah yang dikenal sebagai Lebensraum.

Baca Juga: Berita Baseball Internasional dan Peran Indonesia di Dunia

Kebangkitan Pasca Krisis Ekonomi

Setelah bebas pada 1924, Hitler menyadari bahwa kudeta bukanlah jalan yang efektif. Ia kemudian mengubah strategi: merebut kekuasaan melalui jalur politik. NSDAP mulai membangun jaringan, melakukan propaganda besar-besaran, dan membentuk organisasi paramiliter SA (Sturmabteilung) untuk melindungi kegiatan partai sekaligus menekan lawan politik.

Krisis ekonomi global akibat Great Depression (1929) memperparah keadaan di Jerman. Pengangguran melonjak, kemiskinan meningkat, dan rakyat semakin kehilangan harapan pada Republik Weimar. Dalam kondisi ini, Nazi tampil sebagai “penyelamat bangsa” yang menjanjikan stabilitas, kebangkitan nasional, dan kebanggaan sebagai orang Jerman.

Jalan Menuju Kekuasaan

Pada awal 1930-an, popularitas Partai Nazi meningkat drastis. Mereka berhasil memanfaatkan media, propaganda, dan retorika nasionalis untuk meraih dukungan luas. Pada pemilu 1932, Nazi menjadi partai terbesar di Reichstag (parlemen Jerman), meski belum memiliki mayoritas.

Tekanan politik, intrik, dan lobi akhirnya membuat Presiden Paul von Hindenburg menunjuk Adolf Hitler sebagai Kanselir Jerman pada 30 Januari 1933. Dari sinilah rezim Nazi mulai berkuasa penuh, membubarkan oposisi, membentuk negara totaliter, hingga akhirnya menyeret dunia ke dalam tragedi Perang Dunia II.

Warisan Kelam Awal Terbentuknya Nazi

Sejarah awal terbentuknya Nazi adalah contoh nyata bagaimana krisis sosial, politik, dan ekonomi bisa melahirkan gerakan ekstrem yang berbahaya. Ideologi yang awalnya muncul dari rasa frustasi nasionalisme berubah menjadi mesin politik yang menghancurkan, mengakibatkan genosida Holocaust dan peperangan global.

Mempelajari sejarah ini penting, bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai pelajaran agar dunia tidak mengulangi kesalahan serupa di masa depan.