Sejarah tenis menunjukkan bahwa olahraga ini merupakan salah satu yang paling populer di dunia saat ini, namun asal-usulnya jauh lebih tua daripada yang banyak orang bayangkan. Permainan ini bermula dari sebuah permainan abad pertengahan di Prancis yang dikenal sebagai jeu de paume, yang berarti “permainan telapak tangan.” Pada awalnya, bola dipukul langsung dengan tangan kosong di biara-biara di Prancis utara pada abad ke-12 hingga ke-13. Seiring waktu, pemain mulai menggunakan sarung tangan untuk memukul bola, dan perlahan muncul alat bantu seperti dayung, yang akhirnya berkembang menjadi raket. Kata “tennis” sendiri diyakini berasal dari kata Perancis tenez, yang berarti “terima!” atau “sini!” yang biasa diucapkan oleh pelayan sebelum melakukan servis.

Baca Juga: Aryna Sabalenka dan Karier Tenisnya

Evolusi Raket dan Peralatan Tenis

Raket pertama yang digunakan untuk tenis sangat sederhana, terbuat dari kayu dengan bentuk tear-drop dan gagang panjang. Senar awalnya dibuat dari usus hewan, yang memberikan elastisitas tertentu untuk memantulkan bola. Pada abad ke-16, perkembangan teknologi membuat raket lebih presisi, namun masih jauh dari bentuk modern. Ketika tenis mulai populer di Inggris, muncul inovasi penting yang mengubah wajah olahraga ini.

Pada tahun 1874, seorang mayor bernama Walter Clopton Wingfield menciptakan versi modern dari tenis yang disebut Sphairistiké, lengkap dengan raket, bola, dan lapangan khusus. Aturan yang ia buat menjadi dasar bagi tenis modern, termasuk ukuran lapangan dan cara permainan. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1877, All England Club menyelenggarakan Wimbledon pertama, turnamen yang hingga kini menjadi salah satu ajang paling prestisius di dunia tenis.

Baca Juga: Persib Lega dengan Hasil Grup Klub ASEAN ACL

Perkembangan Turnamen dan Profesionalisasi Tenis

Setelah Wimbledon pertama, tenis mulai menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Pada awalnya, hanya kalangan elit yang bisa bermain, karena peralatan mahal dan lapangan yang khusus. Namun, seiring berkembangnya era industri dan transportasi, tenis menjadi lebih mudah diakses masyarakat umum. Turnamen mulai bermunculan di berbagai negara, masing-masing dengan aturan yang menyesuaikan standar lokal.

Periode penting berikutnya adalah Open Era, yang dimulai pada 1968. Sebelum era ini, hanya pemain amatir yang diperbolehkan mengikuti turnamen besar. Open Era memungkinkan pemain profesional dan amatir bertanding di turnamen yang sama, meningkatkan persaingan dan popularitas tenis di seluruh dunia. Era ini juga ditandai dengan perkembangan peralatan modern seperti raket ringan berbahan aluminium dan komposit, serta bola dengan standar internasional.

Baca Juga: LeeBron Tak Terbendung, Aras Gading Juara Kejurnas 2025 U18

Tenis di Era Kontemporer

Tenis modern tidak hanya terkenal sebagai olahraga, tetapi juga sebagai fenomena budaya dan media. Pemain-pemain seperti Roger Federer, Serena Williams, Novak Djokovic, dan Rafael Nadal menjadi ikon global. Mereka bukan hanya unggul karena kemampuan teknik, tetapi juga karena ketahanan fisik, strategi, dan disiplin mental.

Selain itu, tenis terus berkembang dengan munculnya variasi permainan seperti tenis pantai, tenis kursi roda, dan tenis ganda campuran. Turnamen besar seperti Wimbledon, US Open, French Open, dan Australian Open tidak hanya menampilkan pertandingan yang menegangkan, tetapi juga membawa dampak ekonomi signifikan bagi kota tuan rumah dan sponsor.

Kesimpulan

Sejarah tenis adalah perjalanan panjang dari permainan sederhana di biara abad pertengahan hingga menjadi olahraga profesional yang mendunia. Transformasi dari jeu de paume menjadi tenis modern melibatkan inovasi alat dan aturan permainan. Selain itu, perkembangan sosial dan budaya turut memungkinkan olahraga ini dikenal di seluruh dunia. Tenis tidak hanya mengandalkan teknik dan fisik, tetapi juga mencerminkan adaptasi manusia terhadap perubahan zaman. Kreativitas dan kebutuhan untuk bersaing dalam kerangka aturan yang jelas juga menjadi bagian penting dari sejarah tenis.