Codex Gigas atau yang lebih dikenal dengan nama Kitab Setan merupakan manuskrip terbesar dan paling misterius yang pernah dibuat di abad pertengahan. Dengan tinggi hampir satu meter dan berat sekitar 75 kilogram, kitab raksasa ini telah memikat para sejarawan, peneliti, hingga pecinta kisah mistis selama berabad-abad. Tidak hanya karena ukurannya yang luar biasa, tetapi juga karena legenda gelap yang mengiringinya.
Asal Usul Codex Gigas
Codex Gigas berasal dari abad ke-13 di wilayah Bohemia, yang kini masuk ke dalam Republik Ceko. Manuskrip ini ditulis di atas lebih dari 300 lembar perkamen yang berasal dari kulit hewan. Keunikan dari Codex Gigas bukan hanya terletak pada isinya, melainkan juga konsistensi gaya tulisan yang menunjukkan kemungkinan besar ditulis oleh satu orang saja.
Hal ini menimbulkan tanda tanya besar: bagaimana mungkin seorang penulis tunggal bisa menyelesaikan manuskrip sebesar itu? Inilah yang kemudian melahirkan berbagai spekulasi mistis tentang asal-usulnya.
Legenda Perjanjian dengan Iblis
Cerita paling terkenal tentang Codex Gigas adalah legenda perjanjian dengan iblis. Konon, manuskrip ini dibuat oleh seorang biarawan yang dijatuhi hukuman berat karena melanggar aturan biara. Untuk menebus kesalahannya, ia menawarkan diri membuat kitab terbesar yang pernah ada dalam waktu satu malam.
Menyadari mustahil untuk menyelesaikan tugas itu sendirian, sang biarawan dikisahkan membuat perjanjian dengan iblis. Sebagai tanda perjanjian, ia menggambar ilustrasi besar wajah setan di salah satu halaman kitab. Ilustrasi itu kemudian menjadi simbol yang melekat erat dengan julukan “Devil’s Bible.”
Isi Manuskrip yang Kompleks
Di dalam Codex Gigas, terdapat beragam teks penting, baik keagamaan maupun pengetahuan duniawi. Beberapa isinya meliputi:
- Alkitab versi lengkap (Vulgata Latin).
- Kronik Kosmas dari Praha, salah satu sumber penting sejarah Bohemia.
- Teks medis abad pertengahan, termasuk resep obat-obatan.
- Mantra eksorsisme dan doa perlindungan.
Kombinasi isi yang begitu beragam menjadikan Codex Gigas bukan hanya sebuah kitab keagamaan, tetapi juga semacam ensiklopedia pengetahuan abad pertengahan.
Kontroversi Akademis
Banyak akademisi menolak mitos perjanjian dengan iblis dan lebih menekankan pada aspek historis serta teknis penulisan. Menurut perhitungan ilmiah, menyelesaikan Codex Gigas bisa memakan waktu lebih dari 20 tahun jika ditulis secara konsisten oleh satu orang.
Hal ini menjelaskan mengapa gaya tulisan di seluruh kitab tetap seragam—penulis kemungkinan besar mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk menyelesaikan karya tersebut.
Perbandingan dengan Manuskrip Lain
Dibandingkan manuskrip abad pertengahan lain, Codex Gigas memiliki keunikan tersendiri. Misalnya:
- Book of Kells (Irlandia) dikenal indah karena iluminasi artistiknya, tetapi jauh lebih kecil.
- Codex Amiatinus (Italia) merupakan Alkitab Latin terbesar sebelum Codex Gigas, namun tetap kalah ukuran.
Hal ini menegaskan bahwa Kitab ini tidak hanya monumental secara fisik, tetapi juga memiliki keunikan dalam konten dan mitosnya.
Nilai Sejarah dan Budaya
Kini, disimpan di Perpustakaan Nasional Swedia di Stockholm setelah berpindah tangan akibat peperangan. Kitab ini dianggap sebagai salah satu harta sejarah paling berharga dari Eropa abad pertengahan.
Selain nilai sejarahnya, Kitab ini juga menjadi bukti bagaimana manusia masa lampau menggabungkan antara iman, ilmu pengetahuan, dan takhayul dalam satu karya raksasa.
Kesimpulan
Codex Gigas tetap menjadi misteri besar hingga hari ini. Apakah benar kitab ini lahir dari perjanjian dengan iblis, ataukah hanya hasil dedikasi luar biasa seorang biarawan, jawabannya masih menjadi perdebatan panjang. Yang jelas, Kitab ini adalah simbol perpaduan antara keyakinan, ilmu pengetahuan, dan mitos yang hidup abadi di dalam sejarah manusia.
Baca juga: Dean Huijsen Sang Senjata Baru Real Madrid
